Minggu, 14 Oktober 2018

PERAN SUAMI ISTRI DALAM ILUSTRASI AL-QUR'AN Part 1

PERAN SUAMI ISTRI DALAM ILUSTRASI AL-QUR'AN 

(bersambung)

Oleh : Kang Lukman



Ada ilustrasi menarik yang ditawarkan oleh Alquran tentang peran suami dan istri. Alquran mengilustrasikan istri dengan pakaian هن لباس) لكم ) begitu juga suami digambarkan dengan pakaian (وانتم لباس لهن )
Ada apa dengan pakaian? ternyata pakaian yang kita pakai sehari-hari memiliki peran makna filosofis yang luar biasa, yaitu :

Pertama pakaian berperan sebagai penutup aurat, spirit yang ditawarkan oleh Alquran bahwa makna menutup aurat artinya sang istri senantiasa tampil untuk menutupi apa yang menjadi aib dan kelemahan sang suami, begitupun sang suami senantiasa tampil untuk menutupi apa yang menjadi aib dan kelemahan sang istri.
Menyadari bahwa masing-masing memiliki kelemahan merupakan salah satu modal untuk menciptakan harmoni dalam rumah tangga sekaligus sebagai titik awal agar masing-masing mau berbenah dan memperbaiki diri, karena tanpa mengenali kelemahan, kita tidak akan bisa berupaya untuk memperbaiki ke arah yang lebih baik. Kita mesti bersyukur dengan dianugerahi kelemahan,  karena akan menjadi energi untuk senantiasa kita mau belajar dan berbenah, mau mendengar menerima saran dan masukan sekaligus kita terus tidak lengah untuk belajar.

Kita bisa belajar dari anugerah terindah yaitu mata, ia berperan bisa memandang dan melihat apa saja dari berbagai penjuru, namun ternyata mata memiliki kelemahan dan ketidakmampuan melihat obyek yang terdekat dengan posisinya, mata tidak bisa melihat bulu alis,  mata tidak bisa melihat hidung,  mata tidak bisa memandang wajah, mata tidak bisa melihat telinga dan juga mata tak mampu melihat rambut, justeru mata baru bisa melihat itu semua ketika ada bantuan dan peran yang lain yaitu kaca cermin atau orang lain yang dimintai tolong untuk melihatnya. Apakah dengan kelemahan dan keterbatasan mata kita terus mengungkit dan mempermasalahkan nya? Apapun dengan mata, ia adalah anugerah yang sangat berharga dalam hidup kita.


Hubungan antara suami dan istri yang masing-masing senantiasa mengungkit dan mempublish apa yang menjadi aib dan kelemahannya masing-masing apalagi sampai dipublish di media sosial hanya akan menjadi malapetaka dan huru-hara dalam rumah tangga. Konflik rumah tangga sering kali dipicu dengan mengungkit kelemahan pasangan, atau pengalaman buruk masa lalu pasangan. Padahal kita tidak bisa lepas dengan kelemahan dan kehidupan masa lalu, tinggal kita belajar bijak dalam menghadapinya, bayangkan kalau senantiasa mata kita menoleh ke belakang terus menerus, boleh jadi perjalanan masa depan kita akan terseok-seok bahkan bisa jatuh tersungkur. Betapa sakitnya leher kita, kalau   senantiasa mata dipaksakan agar menoleh ke belakang, yang sudah biarlah terlewat menjadi bekal pengalaman yang berharga. Kalau ternyata ada masa lalu yang sangat pedih dan menyakitkan pilihan kita hanya ada dua, membiarkan kita menoleh kebelakang dengan senantiasa kita merasakan terus-menerus rasa sakit itu, dan mengabaikan masa depan yang indah, sekaligus secara tidak sadar kita sedang merobohkan bangunan rumah tangga, atau pilihan berani berkorban dengan memaafkannya, sambil menyongsong masa depan yang gemilang. Yakinlah bahwa memaafkan adalah solusi terbaik dalam segala permasalahan yang dihadapi dalam rumah tangga.

Kita bisa belajar dari mata yang selalu fokus menatap kedepan, karena didepan ada pemandangan yang indah, ada masa depan yang cerah, ada anugerah dari sang maha cinta, ada anak-anak kita yang termotivasi untuk menggapai cita-cita.
Oleh karena itu al-qur'an menawarkan konsep peran yang sangat indah, yaitu suami dan istri masing-masing harus mampu tampil seperti pakaian yaitu menutupi apa yang menjadi kelemahan dan aib masing-masing.

Semoga bermanfaat,
Wallahu a'lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar