Selasa, 23 Oktober 2018

KALIMAT TAUHID ( Nutrisi Persaudaraan )

KALIMAT TAUHID
#nutrisi_persaudaraan
Oleh : Kang Lukman

Sebelum manusia terlahir di muka bumi, ketika ia masih berada di alam arwah, ada tahapan yang harus dilalui untuk dilakukan fit and proper tes tentang ketauhidan. Tuhan mengajukan satu pertanyaan terhadap semua roh yang mau terlahir sebagai kesaksian, pertanyaan-nya  adalah "bukankah aku ini Tuhanmu?" Seraya mereka menjawab : "betul engkau Tuhan kami". Kemampuan semua roh menjawab dengan benar dari pertanyaan yang diajukan, karena ia telah dibekali fitrah ketuhanan.

Fitrah ketuhanan ini adalah "tauhid", fitrah ini yang kelak menjadi penentu dalam perjalanan hidup manusia, apakah hidup mulia atau nista, bahagia atau sengsara baik di dunia maupun di akhirat. Maka setiap manusia yang terlahir ke muka bumi, ia telah memiliki benih-benih ketauhidan. Apakah benih ketauhidan ini tambah kokoh atau bahkan luntur sama sekali, tergantung bagaimana cara kita mengikhtiari-nya. Salah satu ikhtiar untuk mengokohkan benih ketauhidan agar  memperoleh  predikat "mukmin" adalah dengan sedikit demi sedikit belajar menerapkan saran yang disampaikan dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an menawarkan konsep menjaga tali persaudaraan sebagai nutrisi untuk meneguhkan nilai keimanan, makanya sesama orang beriman itu menjadi bersaudara.



Al-Qur'an menawarkan kriteria sifat-sifat seorang mukmin dalam konteks merawat dan menjaga persaudaraan, yaitu diantaranya ; pertama jauhi berprasangka buruk (negative thinking), karena muara perselisihan dan permusuhan bermula dari cara pandang yang negatif. Kedua jauhi mencari-cari kesalahan orang lain, karena faktor yang menyebabkan retaknya hubungan persaudaraan adalah ketika masing-masing saling menyalahkan. Ketiga jauhi menggunjing orang lain, karena dengan mempertontonkan aib bisa memutuskan tali persaudaraan. Alquran bahkan memberikan ilustrasi bagi siapa saja yang mengabaikan ketiga saran tersebut, seperti sedang memakan daging bangkai saudaranya, karena begitu menjijikkan orang yang hidupnya senantiasa mencari kesalahan dan menggunjing aib orang lain. (Lihat surat al-hujurat ayat 12). Ketiga saran dari Alquran  ini layak menjadi pegangan dalam menyikapi berbagai hal yang terjadi saat ini, termasuk kejadian pembakaran bendera.

Kalimat tauhid adalah nutrisi yang mampu membingkai kita menjadi bersaudara. Maka jadikan kalimat ini untuk memperat tali persaudaraan melalui saling mengasihi dan menyayangi antar sesama dalam wadah ukhuwah islamiah. Tak ada alasan untuk saling menebar kebencian apalagi menyakiti, karena Allah memiliki sifat rahman rahim yang maha kasihNya tak terbatas, begitupun baginda nabi Muhammad senantiasa meneladankan sikap saling menyayangi. Kita selaku umatnya sudah sepantasnya mencoba belajar untuk menebar rasa kasih sayang kepada siapapun, termasuk terhadap pelaku insiden tersebut.

#DAMAI_INDONESIAKU

Semoga bermanfaat
Wallahu a'lam bisshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar